Tutup
Kabar

IPNU Hari Ini: Organisasi Kaderisasi atau Event Organizer?

×

IPNU Hari Ini: Organisasi Kaderisasi atau Event Organizer?

Sebarkan artikel ini
Fairuz Abdul Haq, pemantik diskusi IPNU IPPNU. /Istimewa

PWkab.com – Di tengah dinamika organisasi pelajar yang semakin kompleks, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Plered menyelenggarakan kegiatan diskusi mingguan bertajuk “IPNU Hari Ini: Organisasi Kaderisasi atau Event Organizer?”. Acara ini dilangsungkan pada Minggu pagi, bertempat di Desa Cibogo Girang, dan diikuti oleh puluhan kader IPNU dan IPPNU dari berbagai ranting se-Kecamatan Plered.

Diskusi ini menghadirkan Rekan Fairuz Abdul Haq sebagai pemantik. Dalam pemaparannya, Fairuz menyampaikan refleksi tajam mengenai arah gerak organisasi IPNU saat ini. Ia mengajak seluruh peserta untuk secara jujur mengevaluasi apakah IPNU masih setia berjalan di atas rel kaderisasi yang memerdekakan pikiran, membentuk watak pejuang, dan menanamkan nilai-nilai perjuangan, ataukah justru terjebak dalam rutinitas event dan selebrasi yang miskin substansi.

Iklan
Iklan

“Kita perlu bertanya dengan jujur: ke mana arah gerak IPNU hari ini? Apakah kita masih menjalankan kaderisasi yang mencerdaskan dan membebaskan, atau kita malah larut dalam euforia panggung, lomba, dan aktivitas yang hanya bersifat seremonial?” ujar Fairuz di hadapan para peserta diskusi.

Baca Juga: Wabup Abang Ijo Lepas Jemaah Haji Purwakarta ke Tanah Suci dengan Pesan dan Harapan Ini

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa IPNU bukanlah perusahaan event organizer. IPNU adalah organisasi kader yang sejak awal dilahirkan sebagai ruang belajar, bertumbuh, dan membangun kesadaran kritis di kalangan pelajar. Ketika semangat kaderisasi mulai tergantikan oleh ambisi kepanitiaan, kata Fairuz, maka yang lahir bukanlah pemimpin masa depan, melainkan generasi pelajar yang terjebak dalam rutinitas kerja teknis tanpa visi yang tajam.

“Jika kita tidak segera menata ulang arah gerak organisasi, maka kita akan kehilangan pijakan. Kita butuh lebih banyak ruang baca, ruang diskusi, bukan hanya panggung-panggung hura-hura. Sudah waktunya IPNU kembali ke khittah perjuangan, kembali menjadi kawah candradimuka kader muda NU, bukan sekadar EO berseragam.”

Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang diskusi berlangsung. Banyak di antara mereka yang menyampaikan kegelisahan serupa, bahwa aktivitas IPNU di berbagai tingkat seringkali lebih fokus pada agenda yang bersifat seremonial dan kompetisi, ketimbang penguatan ideologis dan intelektual kader. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman mengenai minimnya ruang refleksi dan diskusi kritis di tingkat ranting maupun PAC.

Diskusi ini menjadi ruang evaluasi bersama, sekaligus pemantik semangat baru bagi kader IPNU dan IPPNU Kecamatan Plered untuk melakukan konsolidasi internal secara lebih bermakna. Harapannya, dari diskusi seperti inilah lahir kesadaran kolektif untuk menghidupkan kembali semangat kaderisasi yang sejati, kaderisasi yang tidak hanya melahirkan pelajar aktif, tetapi juga pelajar yang berpikir kritis, berjiwa pemimpin, dan memiliki keberpihakan terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.